primbon pawukon

Pawukon
Serial Primbon (16)
disusun kembali oleh : Herjaka HS
Seperti yang telah dijanjikan Batara Guru kepada Prabu Watu-Gunung bahwa dua isterinya dan 27 anaknya akan diangkat ke surga. Proses pengangkatannya dilaksanakan pada setiap minggu. Diurutkan mulai dari isterinya yaitu Dewi Sinta dan Dewi Landep, kemudian anak-anaknya. mulai dari anak yang sulung dan disusul adik-adiknya.
Perlu diketahui bahwa setiap tahun Dewi Sinta melahirkan anak laki-laki kembar hingga sampai 13 kali. Sedangkan anak laki-laki yang lahir ke 14 tidak kembar. Nama-nama isteri dan anak Prabu Watugunug itulah yang kemudian dijadian nama wuku yang berjumlah 30. Karena proses pengangkatan ke surga setiap minggu, maka setiap satu wuku berumur 7 hari, dimulai dari hari minggu hingga hari Sabtu, sehingga satu putaran keseluruhan wuku atau pawukon = 30 x 7 hari = 210 hari.
Pengetahuan mengenai wuku-wuku disebut Pawukon, yang di dalamnya membeberkan pengaruh baik dan pengaruh buruk bagi seseorang yang dilahirkan pada wuku yang bersangkutan. Watak tabiat dari masing-masing wuku tersebut dipengaruhi oleh dewa yang menaunginya, serta atribut yang dibawanya. Atribut tersebut seperti misalnya: burung, kayu pohon dan yang lain. Selanjutnya akan dibeberkan secara bersambung gambar serta keterangan dari masing-masing wuku.
Nomor 1
WUKU SINTA

karya : Herjaka HS, tahun 1997
Wuku Sinta mengambil nama dari isteri prabu Watu-Gunung yang konon mempunyai 27 anak laki-laki. 13 diantaranya kembar.
Ciri-ciri wuku Sinta adalah sebagai berikut :
  • Dewa yang menaungi Wuku Sinta adalah Batara Yamadipati. Oleh karena tugasnya, dewa yang satu ini lebih dikenal dengan sebutan.Dewa Pencabut Nyawa.
  • Kayunya adalah kayu gendayakan, yang mempunyai daya penyembuh, sehingga menjadi tempat perlindungan dan sambat-sebut bagi orang-orang sakit dan sengsara.
  • Burungnya Gagak menandakan tajam firasatnya, dapat mengetahui wangsit, atau kejadian penting yang masih tersembunyi tetapi bakal terjadi.
  • Bersanding dengan gedhong, atau rumah mewah artinya senang memperlihatkan kekayaannya.
  • Membawa umbul-umbul, sebagai tanda bahwa yang bersangkutan akan mendapatkan kemuliaan.
  • Lambangnya Wulan Karahinan, atau Bulan tersaput awan, artinya mempunyai tekad yang kuat, kenceng budine, tidak bisa sabar dan mudah cemburu.
  • Datangnya sambekala, atau kemalangan terjadi pada usia separo-baya, kira-kira umur 40 tahun sampai dengan 50 tahun.
  • Hari naas Senin Pon
Cara menangkal agar terhindar dari mara bahaya yaitu dengan membuat ‘slametan’ berupa:
Beras 3,5 kg (sapitrah) dimasak dengan lauk rendang kebo. Setelah nasi dan lauknya masak, yang bersangkutan bersama keluarga mendaraskan donga tolak bilahi, doa mohon dijauhkan dari mara-bahaya. Selesai doa, nasi dan lauknya dibagi-bagikan kepada keluarga dan sanak saudara. Selama 7 hari dihitung dari waktu slametan, yang bersangkutan tidak diperkenankan pergi dari rumah ke arah timur laut.

Posting Komentar untuk "primbon pawukon"

bulu perindu
Ilmu Pelet Ampuh
bulu perindu